Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII tahun 2025 bukan hanya menjadi ajang olahraga nasional, tetapi juga menjadi berkah nyata bagi para pelaku UMKM dan industri olahraga lokal. Ajang ini menunjukkan bagaimana sinergi antara olahraga, ekonomi kreatif, dan kewirausahaan mampu menggerakkan roda perekonomian daerah.
Berlangsung di Kalimantan Selatan, FORNAS VIII berhasil menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi masyarakat, khususnya para pelaku UMKM yang memanfaatkan momentum ini untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Penjualan produk mencapai angka fantastis, bahkan menyentuh Rp 5–8 juta per hari bagi sebagian peserta.
FORNAS VIII: Sinergi Olahraga dan Ekonomi Rakyat
Ajang FORNAS yang diselenggarakan oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) dan didukung Kemenpora ini mengangkat konsep olahraga berbasis rekreasi dan budaya. Tidak hanya mempertandingkan cabang olahraga rekreatif, ajang ini juga membuka ruang besar bagi partisipasi UMKM lokal, khususnya dalam sektor makanan, minuman, fesyen, kriya, serta produk olahraga.
Antusiasme pengunjung dari berbagai provinsi yang hadir ke lokasi venue FORNAS menjadi potensi pasar langsung yang sangat besar. Banyak pelaku usaha lokal yang melaporkan permintaan, baik dari produk kuliner khas daerah, kaos olahraga, hingga aksesori kreatif hasil buatan tangan masyarakat lokal.
Dampak Ekonomi yang Signifikan
Dalam wawancara resmi yang dikutip dari situs Kemenpora, beberapa pelaku UMKM menyebutkan peningkatan omzet yang signifikan. Misalnya, satu pelaku UMKM yang menjual produk aksesori olahraga bisa meraup pendapatan hingga Rp 5,8 juta per hari selama acara berlangsung.
Hal ini mencerminkan bahwa kegiatan olahraga skala nasional bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi mikro dan industri kreatif. Selain itu, kehadiran peserta dan pengunjung dari luar daerah juga menciptakan efek ekonomi lanjutan pada sektor perhotelan, transportasi, hingga kuliner lokal.
Pentingnya Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
Keberhasilan FORNAS VIII tidak lepas dari peran kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, KORMI, serta komunitas masyarakat. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berperan sebagai fasilitator utama dengan mendukung penyelenggaraan acara secara inklusif dan ramah UMKM.
Sementara itu, Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan aktif menyediakan sarana, lokasi strategis, dan promosi digital untuk membantu UMKM menampilkan produk terbaik mereka.
Digitalisasi UMKM Olahraga
Salah satu aspek yang juga menjadi sorotan dalam FORNAS VIII adalah semakin besarnya peran digitalisasi dalam mendukung pemasaran produk UMKM. Banyak pelaku usaha yang memanfaatkan media sosial, e-commerce, dan pembayaran digital untuk memudahkan transaksi dan memperluas jangkauan konsumen.
Inisiatif seperti ini sejalan dengan program transformasi UMKM digital yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.
Kesimpulan
FORNAS VIII 2025 bukan sekedar ajang olahraga, melainkan menjadi panggung sinergi ekonomi rakyat dan semangat kebangsaan. Dengan omzet penjualan harian yang mencapai jutaan rupiah, para pelaku UMKM dan industri olahraga membuktikan bahwa event nasional bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi lokal.
Melalui dukungan kolaboratif dan pemanfaatan teknologi, FORNAS menjadi contoh nyata bagaimana kegiatan olahraga dapat memberikan dampak ekonomi langsung yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Sumber: kemenpora



